Menghadapi produk tidak laku memang membuat pusing. Stok menumpuk, arus kas melambat, sedang ruang penyimpanan makin sempit. Kamu mungkin sudah mencoba segala cara, tapi produk tetap tidak bergerak. Masalah ini sering kali bukan hanya soal barangnya, tapi strategi di belakangnya.
Kabar baiknya, stok yang tidak laku bukan berarti tidak bernilai. Dengan pendekatan yang tepat, produk tersebut bisa dioptimalkan kembali, bahkan menghasilkan profit tambahan. Banyak bisnis justru menemukan peluang baru ketika mereka mulai mengelola stok kurang laku atau slow-moving dengan lebih strategis dan kreatif.
Tips Jitu Mengelola Produk Tak Laku
Tidak semua produk menumpuk karena kualitas buruk. Bisa jadi karena pemasaran yang kamu terapkan kurang terlihat, harga tidak tepat, atau proses internal yang menghambat. Tapi, mengatasi stok tidak laku juga tidak bisa asal, ini tips yang bisa kamu coba:
1. Ubah Strategi Pemasaran
Banyak produk sebenarnya punya potensi, hanya saja pesan pemasarannya tidak sampai ke audiens yang tepat. Kamu bisa mulai mengevaluasi ulang promosi: apakah platform yang digunakan sudah sesuai target pasar? Apakah manfaat produk sudah ditonjolkan?
Coba hadirkan sudut pandang baru. Ubah visualnya, perbarui copywriting, atau tampilkan user-generated content yang lebih relevan. Produk lama bisa tampak seperti “rilis baru” kalau dikemas ulang lebih menarik.
Manfaatkan data penjualan untuk mengukur tingkat efektivitas strategi yang baru. Dengan pendekatan berbasis data, keputusan pemasaran tidak lagi sekadar eksperimen, tapi tindakan terarah yang lebih berpeluang mendorong penjualan.
2. Atur Ulang Display Toko
Sering kali, tapi jarang disadari, produk tidak laku karena tidak terlihat. Penempatan yang salah bisa membuat pelanggan lewat. Coba taruh produk pada area “hotspot” seperti dekat kasir, pintu masuk, atau rak rekomendasi.
Pada toko fisik, atur produk dengan pencahayaan yang lebih fokus, papan tanda baru, atau visual merchandising yang lebih rapi. Sementara untuk toko online, ubah foto produknya, perbaiki deskripsi, lalu naikkan produk ke kategori “Produk Populer”, “Promo Hari Ini”, atau “Limited Stock”.
Tanpa kamu sadar, perubahan kecil ini bisa membantu meningkatkan exposure produk secara signifikan.
3. Berikan Diskon
Diskon tetap menjadi cara tercepat untuk menggerakkan stock slow-moving. Tapi, diskon bukan berarti sekadar menurunkan harga. Kamu bisa memilih skema diskon yang lebih strategis, misalnya
- Diskon musiman
- Promo cuci gudang
- Flash sale
- Diskon bertingkat untuk pembelian lebih banyak
Dari berbagai tipe promosi potongan harga, diskon bertingkat dianggap lebih efektif bagi pemilik usaha. Ini karena pelanggan merasa lebih untung apabila membeli lebih banyak. Hasilnya, stok berkurang lebih cepat tanpa harus banting harga ekstrem.
4. Daur Ulang atau Percantik Produk
Modifikasi kecil bisa mengubah persepsi pelanggan cukup signifikan. Tambahkan elemen dekoratif, pengemasan baru, atau fitur unggulan lain agar produk tampak berbeda, walau sebenarnya barang lama.
Cara ini cocok untuk produk fashion, crafts, dekorasi rumah, hingga hampers. Bahkan kamu bisa menciptakan cerita brand. Misalnya, “produk daur ulang ramah lingkungan”. Konsumen modern sangat responsif terhadap nilai tambah seperti sustainability.
5. Strategi Penyesuaian Harga Berbasis Digital
Dynamic pricing berbasis data kini semakin relevan. Dengan bantuan teknologi, kamu bisa menyesuaikan harga secara otomatis mengikuti permintaan pasar, tren kompetitor, dan waktu dengan traffic tertinggi.
E-commerce besar seperti Amazon sudah membuktikan efektivitas strategi ini untuk membuat penjualan lebih optimal. Kamu pun bisa menerapkan teknik serupa melalui sistem analitik modern: perubahan harga terukur yang membuat produk lebih kompetitif tanpa merusak margin secara drastis.
6. Terapkan Bundling Produk
Bundling adalah salah satu trik jitu untuk menghabiskan produk tidak laku dengan lebih halus. Gabungkan dengan produk best-seller agar paketnya terasa lebih bernilai. Kamu bisa mencoba bundling hemat (penyesuaian harga), bundling kategori (penyesuaian jenis produk), atau bundling momen (sesuaikan dengan musim atau momennya).
Melalui cara ini, pelanggan akan merasa mendapatkan nilai lebih besar, sementara stok lama bisa bergerak tanpa harus terlihat seperti “produk sisa”.
7. Adopsi Sistem Operasional Bisnis Terintegrasi POS
Sistem POS modern membantu mencegah masalah stok menumpuk sejak awal. Dengan inventori real-time, kamu bisa mengetahui pola penjualan, stok cepat habis, dan produk yang mulai bergerak lambat.
Data penjualan yang terintegrasi membuat keputusan bisa diambil lebih cepat: kapan harus membeli stok baru, kapan harus melakukan promo, kapan waktunya membuat bundling. Tidak ada lagi proses manual yang memakan waktu dan berpotensi salah hitung. Inilah alasan banyak bisnis beralih ke POS terintegrasi untuk menjaga ritme operasional tetap aman.
8. Kelola Persediaan Secara Berkala
Audit stok secara rutin adalah langkah penting yang tidak boleh diabaikan. Melalui pemeriksaan berkala, kamu bisa segera mengetahui barang rusak, kedaluwarsa, atau yang mulai tidak diminati.
Selain menjaga gudang tetap rapi, pemeriksaan berkala membantu menyusun prediksi permintaan yang lebih akurat. Stok berikutnya bisa direncanakan lebih efisien, sehingga masalah penumpukan tidak berulang. Kebiasaan sederhana ini memberikan efek jangka panjang yang besar pada stabilitas bisnis.
Stok barang tidak laku tidak jadi masalah, tapi sinyal bahwa bisnis perlu strategi baru. Dengan cara yang tepat, stok menumpuk dan lambat bergerak bisa berubah jadi peluang penjualan dan profit baru. Dan untuk memastikan semua strategi ini berjalan lebih efisien, Folio POS siap membantu.
Dengan inventori real-time dan laporan penjualan otomatis, Folio POS bantu pengelolaan stok jauh lebih mudah dan akurat. Penggunaannya pun sangat mudah dan cocok untuk berbagai tipe bisnis, dari ritel hingga jasa. Yuk,
daftar dan coba gratis semua fiturnya!