Make to Order atau Make To Stock? Yuk, Cari Tahu Bedanya!

27 Oktober 2025
make-to-order-atau-make-to-stock-cari-tahu-bedanya
Pernah bertanya-tanya kenapa sebagian bisnis bisa terus lancar jualan tanpa stok menumpuk, sedangkan lainnya justru repot mengatur gudang penuh barang belum laku? Pasti penasaran bukan, apa strategi yang dipakai? Jawabannya ada pada Make to Order (MTO) dan Make to Stock (MTS).

Dua sistem ini memang terlihat mirip, tapi ternyata berbeda. Menariknya, perbedaannya menjadi penentu apakah bisnis Sobat Folio akan lebih efisien dan menguntungkan, atau justru boros dan merugi. 

Sobat Folio harus tahu, di era serba cepat seperti sekarang, pemilihan sistem produksi yang tidak hanya memikirkan efisiensi, tapi juga soal bagaimana bisnis bisa memenuhi permintaan pelanggan tanpa membuang sumber daya.

Lalu, apa itu Make to Order dan Make to Stock? Dan apa perbedaan keduanya? Yuk, simak supaya bisa tahu mana yang paling tepat untuk bisnismu!

Kenalan Dulu: Apa Itu Make to Order dan Make to Stock?

Sebelum masuk ke perbedaannya, pahami dulu definisi dari Make to Order dan Make to Stock, termasuk keunggulan dan kelemahannya. Ini penjelasan lengkapnya: 

Make to Order (MTO): Produksi Berdasarkan Pesanan

Sistem Make to Order berarti produk baru dibuat setelah ada pesanan dari pelanggan. Artinya, bisnis tidak menimbun stok jadi, semua diproduksi berdasarkan permintaan. Contoh paling sederhana adalah bisnis konveksi atau katering yang hanya memproduksi barang setelah pelanggan menentukan spesifikasi.

Keuntungan MTO:
  • Risiko stok menumpuk sangat kecil.
  • Produk bisa disesuaikan dengan keinginan pelanggan.
  • Cash flow lebih aman karena produksi dilakukan setelah ada pembayaran.
Kelemahan MTO:
  • Waktu tunggu pelanggan lebih lama.
  • Butuh manajemen produksi dan jadwal yang ketat agar tidak terjadi keterlambatan.

Make to Stock (MTS): Produksi Berdasarkan Prediksi

Berbeda dengan MTO, sistem Make to Stock (MTS) membuat produk lebih dulu, kemudian disimpan untuk dijual nanti. Produksi didasarkan pada perkiraan permintaan pasar. Contohnya adalah supermarket atau produsen minuman yang selalu punya stok tersedia di rak.

Keuntungan MTS:
  • Pelanggan bisa langsung membeli tanpa menunggu.
  • Produksi massal membuat biaya per unit lebih rendah.
  • Cocok untuk bisnis dengan permintaan tinggi dan stabil.
Kelemahan MTS:
  • Risiko stok menumpuk atau kedaluwarsa cukup tinggi.
  • Membutuhkan modal besar di awal untuk produksi dan penyimpanan.

Make to Order vs Make to Stock: Mana yang Lebih Unggul?

Sebenarnya, tidak ada sistem yang benar-benar lebih baik dari yang lain. Keduanya punya keunggulan masing-masing tergantung pada jenis bisnis, volume penjualan, dan perilaku pelanggan. Mari kita bahas satu per satu.

1. Waktu Produksi

Pada sistem Make to Order, produksi baru dimulai setelah pesanan masuk. Ini berarti pelanggan harus menunggu lebih lama, tapi mereka mendapat produk yang benar-benar sesuai kebutuhan. Sebaliknya, Make to Stock memungkinkan pelanggan langsung membeli karena stok sudah ada. Sistem ini unggul dalam kecepatan, tapi menuntut perencanaan stok yang cermat agar tidak terjadi kelebihan produksi.

2. Risiko Stok

MTO hampir tidak memiliki risiko stok berlebih karena produksi dilakukan sesuai pesanan.
Sebaliknya, MTS memiliki potensi besar menghadapi masalah overstock jika prediksi permintaan tidak akurat. Barang bisa menumpuk di gudang, menambah biaya simpan, bahkan menyebabkan kerugian jika produk tidak laku.

3. Modal dan Arus Kas

Dari segi modal dan arus kas, MTO lebih hemat modal di awal. Sebab, produksi baru mulai setelah pembayaran diterima. Sistem ini cocok untuk bisnis kecil hingga menengah yang ingin menghindari risiko stok mati.

Sementara itu, MTS membutuhkan investasi besar di awal untuk bahan baku, produksi massal, dan gudang penyimpanan. Tapi jika penjualan stabil, sistem ini bisa menghasilkan perputaran kas cepat karena produk langsung siap dijual.

4. Fleksibilitas Produk

MTO jauh lebih fleksibel. Bisnis bisa menyesuaikan desain, ukuran, warna, atau fitur sesuai keinginan pelanggan. Sedangkan MTS lebih fokus pada standarisasi produk, agar proses produksi bisa berjalan cepat dan efisien dalam jumlah besar. Cocok untuk bisnis yang menjual produk dengan permintaan seragam.

5. Kecepatan Pengiriman

Keunggulan utama MTS ada pada kecepatan pengiriman. Pelanggan tidak lagi perlu menunggu proses produksi karena barang sudah tersedia di stok. Sedangkan pada MTO, waktu pengiriman lebih lama karena semua proses dimulai dari nol. Meski, pelanggan biasanya bersedia menunggu karena mereka mendapatkan produk yang lebih personal dan eksklusif.

6. Jenis Bisnis yang Cocok

Sistem Make to Order ideal untuk bisnis seperti konveksi, percetakan, furniture custom, dan katering, yang mana setiap pesanan bisa saja berbeda. Sementara itu, Make to Stock cocok untuk bisnis retail, produk konsumsi cepat, atau manufaktur dengan volume besar seperti makanan kemasan, pakaian jadi, dan alat rumah tangga.

Cara Menentukan Strategi Produksi yang Tepat untuk Bisnis

Jadi, Make to Stock dan Make to Order punya keunggulan dan kelemahan masing-masing. Sebelum menentukan pilihan, Sobat Folio perlu bertanya pada diri sendiri beberapa aspek berikut ini: 
  • Apakah permintaan pelanggan bisa diprediksi dengan mudah?
  • Apakah pelanggan lebih mementingkan kecepatan atau personalisasi?
  • Seberapa besar kapasitas produksi yang kamu miliki?
Kalau ingin fleksibilitas dan minim risiko stok, pilih Make to Order. Namun, kalau fokus ada pada kecepatan dan ketersediaan barang, Make to Stock akan jadi pilihan terbaik.

Dan jangan lupa, Sobat Folio juga bisa menggabungkan keduanya! Misalnya, restoran cepat saji bisa menyiapkan bahan mentah (MTS) tetapi tetap memasak pesanan sesuai permintaan pelanggan (MTO). Sistem gabungan ini sering jadi jalan tengah paling efisien untuk memenuhi permintaan pasar yang dinamis.

Tips Mengoptimalkan Produksi Make to Order dan Make to Stock

Agar kedua sistem ini berjalan efisien, Sobat Folio perlu manajemen yang rapi, berbasis data, dan mudah dipantau. Berikut beberapa strategi yang bisa diterapkan:
  • Gunakan data penjualan untuk prediksi permintaan. Analisis tren penjualan dari waktu ke waktu membantu mengetahui produk yang paling laris dan kapan permintaan meningkat. Dengan begitu, stok bisa diatur secara tepat tanpa risiko kelebihan barang.
  • Buat perencanaan stok yang dinamis. Permintaan pasar selalu berubah. Jadi, pastikan sistem stok bisa menyesuaikan musim, tren, atau promo yang sedang berlangsung, sehingga tidak ada barang yang mengendap lama di gudang.
  • Pantau kapasitas produksi dan waktu pengerjaan. Khusus Untuk sistem MTO, kecepatan sangat bergantung pada kemampuan produksi. Dengan jadwal jelas dan monitoring rutin, Sobat Folio bisa memastikan pesanan pelanggan selesai tepat waktu tanpa mengorbankan kualitas.
  • Gunakan sistem otomatis untuk pencatatan transaksi dan stok. Pencatatan manual sering kali menimbulkan kesalahan. Dengan aplikasi POS modern, semua transaksi, laporan penjualan, dan stok bisa dipantau real-time, meminimalkan human error dan meningkatkan efisiensi kerja.
  • Evaluasi performa produksi secara berkala. Lakukan evaluasi rutin pada proses produksi, tingkat permintaan, dan biaya operasional. Dengan begitu, Sobat Folio bisa menyesuaikan strategi agar tetap relevan dan kompetitif di pasar.
Baik menjalankan sistem Make to Order maupun Make to Stock, satu hal yang pasti: keberhasilan bisnis ditentukan oleh seberapa rapi pengelolaan data serta penjualan. Tanpa sistem yang terintegrasi, stok bisa berantakan, laporan keuangan tidak akurat, dan peluang bisnis bisa hilang begitu saja.

Itulah sebabnya Folio POS hadir untuk membantu kamu mengelola bisnis dengan cara yang lebih cerdas. Mulai dari pencatatan transaksi otomatis, pembuatan laporan penjualan real-time, pemantauan stok, hingga fitur promosi yang bisa disesuaikan, semua bisa dilakukan dalam satu aplikasi praktis. Yuk, kelola bisnis lebih efisien dengan Folio POS! Coba gratis sekarang!
Whatsapp Sales Whatsapp Support 1 Whatsapp Support 2 Telephone Office