Moving Average Cost (MAC) atau Moving Average Price adalah metode penilaian inventaris yang menghitung ulang rata-rata biaya per unit setiap kali ada pembelian stok baru. Metode ini cocok bagi bisnis yang ingin laporan keuangannya menunjukkan harga pasar terbaru secara stabil.
Pusing Lihat Harga Stok yang Naik-Turun?
Pernah merasa kebingungan saat harga barang yang kamu beli naik-turun? Misalnya, supplier tiba-tiba menaikkan harga bahan baku, dan kamu masih memiliki stok lama yang murah, tapi barang baru sudah pasti lebih mahal.
Masalah besar muncul saat kamu harus menetapkan harga jual yang tepat. Kalau terlalu tinggi, pelanggan bisa kabur, tapi kalau terlalu murah, keuntungan bisa habis hanya untuk menutup biaya modal barang. Di sinilah Moving Average Cost (MAC) bisa menjadi solusi yang sangat membantu.
Metode ini "meratakan" fluktuasi harga sehingga biaya modal yang tercatat tidak melonjak tajam. Yuk, kita bahas tuntas bagaimana moving average cost bekerja dan mengapa bisnis membutuhkannya untuk mengelola harga pokok barang yang lebih stabil.
Apa Itu Metode Moving Average Cost?
Moving Average Cost (MAC) adalah metode untuk menilai stok barang dengan cara menghitung rata-rata harga per unit barang setiap kali ada transaksi pembelian baru. Artinya, setiap kali ada pembelian barang baru, harga rata-rata dihitung kembali secara otomatis.
Berbeda dengan metode FIFO (First In, First Out), di mana barang yang pertama kali dibeli dianggap yang pertama kali dijual, moving average cost mencampurkan harga semua barang yang ada di stok dan menghitung harga rata-rata.
Keuntungannya? Kamu tidak perlu bingung mengelola stok lama dan baru yang harganya beda. Semua dihitung jadi satu, memberi gambaran harga yang lebih stabil dan adil untuk laporan keuangan bisnis.
Selain itu, metode ini sering digunakan dalam sistem perpetual, yang artinya setiap ada barang masuk atau keluar, harga dan stok langsung terupdate. Jadi, kamu bisa mendapat data real-time mengenai nilai barang yang ada di gudang.
Kenapa Bisnis Memakai Metode Ini?
Tentu saja, ada banyak manfaat yang bisa kamu dapatkan dari penerapan moving average cost dalam bisnis. Berikut ini adalah alasan kenapa metode ini sangat berguna:
1. Menjaga Stabilitas Harga Pokok Penjualan (HPP)
Dengan metode ini, harga pokok barang yang kamu hitung akan lebih stabil meski ada fluktuasi Jadi, biaya modal tidak akan melonjak drastis secara tiba-tiba, membantu kamu menjaga margin keuntungan tetap terjaga tanpa terpengaruh fluktuasi pasar yang tajam.
2. Memudahkan Penentuan Harga Jual
Menentukan harga jual dengan metode moving average price jadi jauh lebih mudah dan transparan. Karena kamu selalu memiliki angka harga rata-rata yang diperbarui secara otomatis setiap kali ada transaksi pembelian, menentukan harga jual jadi lebih akurat.
3. Laporan Keuangan Jadi Lebih Akurat
Metode ini memberi gambaran yang lebih nyata tentang nilai persediaan yang kamu miliki. Dengan harga rata-rata yang selalu mengikuti harga pasar terkini, laporan keuangan akan lebih menunjukkan kondisi aktual bisnis dan memudahkan dalam pengambilan keputusan.
4. Sistem Pencatatan yang Lebih Sederhana
Berbeda dengan metode FIFO yang mengharuskan melacak barang berdasarkan urutan masuk dan keluar, moving average price jauh lebih praktis. Dengan sistem ini, kamu cukup menghitung rata-rata harga, dan semua stok yang ada akan dihitung dengan harga yang sama. Metode ini mengurangi kompleksitas, apalagi kalau bisnis memiliki stok beragam.
Bagaimana Menghitungnya?
Sekarang, mari kita coba hitung moving average cost dengan contoh sederhana. Misalnya, kamu punya toko sepatu dan melakukan beberapa pembelian sebagai berikut:
Awal Bulan: Kamu punya stok 50 pasang sepatu dengan
harga beli Rp200.000 per pasang. Dari sini, kamu dapatkan angka modalnya:
- Total Modal: Rp10.000.000.
Minggu Kedua: Kamu membeli lagi 50 pasang sepatu, tetapi
harga naik menjadi Rp220.000 per pasang. Kenaikan ini membuatmu punya harga beli baru, yaitu:
- Nilai Pembelian Baru: Rp11.000.000.
Bagaimana cara menghitung moving average-nya?
Langkah 1: Tambahkan total nilai modalnya:
Rp10.000.000 Rp11.000.000 = Rp21.000.000
Langkah 2: Tambahkan jumlah unit barangnya:
50 pasang 50 pasang = 100 pasang sepatu.
Langkah 3: Bagi total nilai dengan jumlah unit.
Rp21.000.000 / 100 = Rp210.000 per pasang.
Dengan menggunakan moving average cost, setiap sepatu yang kamu jual saat ini dihitung berdasarkan harga rata-rata Rp210.000. Jadi, tidak ada lonjakan harga yang tiba-tiba, dan kamu tetap bisa menjaga keuntungan yang stabil.
Metode Lain yang Bisa Digabung dengan Moving Average Price
Walaupun metode ini sangat bermanfaat, ada cara lain yang bisa kamu padukan untuk meningkatkan manajemen stok dan mengoptimalkan biaya. Beberapa di antaranya adalah:
- Safety Stock (Stok Pengaman): Kamu bisa menggunakan harga rata-rata untuk menentukan stok cadangan yang cukup guna menghindari kehabisan stok, terlebih untuk produk yang laris.
- Economic Order Quantity (EOQ): Setelah mengetahui harga rata-rata, kamu bisa menghitung jumlah pembelian paling efisien untuk mengurangi biaya pengiriman dan penyimpanan.
- Analisis Umur Stok: Walaupun menggunakan moving average cost, tetap penting untuk memonitor barang yang sudah terlalu lama di gudang agar tidak mengalami kerusakan atau kedaluwarsa.
Apakah Moving Average Cost Cocok untuk Bisnismu?
Moving average cost adalah solusi cerdas untuk bisnis yang ingin mengelola stok dan biaya dengan lebih stabil, efisien, dan transparan. Metode ini membantu menyeimbangkan fluktuasi harga, memudahkan dalam pengelolaan keuangan serta penentuan harga jual.
Bagi kamu yang menjalankan bisnis ritel, distribusi barang, atau manufaktur dengan harga barang yang sering berubah, metode ini adalah pilihan yang tepat. Namun, kalau kamu ingin mengelola bisnis lebih mudah dan efisien, Folio jawabannya.
Folio memiliki fitur lengkap yang memungkinkan perhitungan moving average cost secara real-time. Dengan begitu, kamu bisa mengelola stok dan laporan dengan lebih teratur dan rapi. Penasaran apa saja fitur unggulan Folio? Yuk,
coba gratis sekarang!