Di dunia ritel yang serba cepat, memilih SKU sering dianggap pekerjaan sepele. Padahal, keputusan ini bisa mengubah arah bisnis kamu. SKU membantu kamu membaca produk mana yang layak dipertahankan dan mana yang hanya memenuhi gudang. Jika kamu bisa mengelola dengan tepat, bisnis terasa lebih ringan, stok rapi, dan profit bisa bergerak naik tanpa harus kerja berkali-kali lipat.
Banyak pebisnis langsung menambah varian saat penjualan turun, padahal itu justru bisa membuat stok semakin menumpuk. Sebaliknya, kalau bisa memilih SKU dengan tepat, produk akan bergerak lebih cepat, arus kas jadi lebih sehat.
Tidak cuma itu, pelanggan juga lebih terbantu karena pilihan produk tidak membuat mereka bingung. Yuk kita bahas bagaimana SKU bisa mengangkat performa bisnis!
Kenapa Pemilihan SKU Penting?
Memilih SKU mirip memilih pemain inti dalam tim. Kamu mungkin punya banyak opsi, tetapi hanya beberapa yang benar-benar punya kontribusi. Ketika SKU terarah, beberapa hal langsung terasa:
- Produk yang tepat tersedia saat pelanggan mencarinya
- Penjualan bergerak lebih cepat
- Stok tidak menumpuk di gudang
- Modal kerja lebih longgar
- Barang yang tidak efektif cepat terdeteksi
Sebaliknya, kalau SKU tidak terkelola dengan baik, kamu akan sering menemui masalah yang seharusnya bisa dihindari: stok kedaluwarsa, margin menipis, atau modal macet.
Dampaknya ke Penjualan dan Profit Bisnis
Kalau kamu perhatikan, produk yang paling sering terjual sebenarnya tidak banyak. Tapi justru produk itulah yang membawa arus kas. Sementara produk yang “dipaksakan” hanya akan menambah beban biaya. Dengan memilih SKU secara strategis, kamu bisa:
- Fokus pada produk yang benar-benar dicari pelanggan
- Menyusun promosi lebih efektif
- Mengurangi biaya penyimpanan
- Meningkatkan margin tanpa harus menambah ribuan varian
- Bisnis jadi lebih ramping, tapi hasilnya lebih kuat.
Strategi Memilih SKU yang Tepat
Banyak orang menambah SKU demi terlihat “lengkap”. Padahal, justru di sinilah jebakan terbesar dalam bisnis ritel. Pemilihan SKU yang benar harus memperhatikan beberapa hal: permintaan pasar, kapasitas gudang, profit, hingga tren yang sedang berlangsung.
Tujuannya simpel, memastikan setiap SKU punya fungsi, punya potensi, dan punya alasan untuk tetap ada. Ini beberapa strateginya:
1. Cek Dulu Data Penjualannya
Data penjualan adalah cara cepat untuk tahu apa yang benar-benar dicari pelanggan. Kamu tidak perlu menebak-nebak. Dengan melihat data:
- Mengetahui produk mana yang laku setiap hari
- Melihat pola musiman
- Tahu produk mana yang “kelihatannya laku”, tapi sebenarnya tidak menghasilkan margin
Contohnya, produk A mungkin terjual 100 pcs per bulan, tetapi margin tipis. Sementara itu, produk B hanya terjual 40 pcs tapi margin tinggi. Nah, data membantu kamu membuat keputusan lebih realistis.
2. Kenali Kebiasaan dan Pola Belanja Pelanggan
Pelanggan itu biasanya punya kebiasaan belanja yang bisa ditebak. kalau kamu mau memperhatikannya. Beberapa produk laku keras saat momen tertentu, seperti perayaan, cuaca tertentu, atau tren viral. Ada juga produk yang dicari terus-menerus sepanjang tahun. Dengan memahami perilaku ini, kamu bisa menyesuaikan SKU sehingga stok tidak berlebihan di kategori yang salah.
3. Hitung Profitabilitas, karena Laku Belum Tentu Untung
Ada produk yang laris, tetapi menguras energi dan operasional. Ada juga yang tidak begitu sering terjual, tapi sekali jalan profitnya besar. Kamu bisa mengevaluasi setiap SKU dari poin berikut:
- Margin keuntungan
- Biaya penyimpanan
- Kecepatan perputaran
- Biaya pengadaan
4. Jangan Sampai SKU Kebanyakan
Kenapa? Karena SKU yang kebanyakan bisa berujung pada hal-hal ini:
- Gudang cepat penuh
- Pengelolaan stok makin ribet
- Kesalahan picking jadi lebih sering
- Pelanggan bingung memilih
- Biaya operasional tidak terkendali
Ingat, pelanggan tidak butuh 20 varian warna untuk satu produk. Kadang tiga varian sudah cukup untuk memuaskan mereka dan menjaga stok tetap sehat.
5. Gunakan Prinsip 80/20: Fokus ke yang Benar-Benar Penting
Biasanya, 20% SKU menyumbang 80% pendapatan bisnis. Ini fakta. Dengan mengetahui mana SKU yang menjadi “pemasok utama” omzet, kamu bisa:
- Fokus mengembangkan produk yang paling menghasilkan
- Mengurangi SKU yang tidak memberikan dampak
- Menyusun promosi yang lebih akurat
- Mengurangi biaya stok yang tidak produktif
6. Pastikan SKU Sesuai Kapasitas Gudang
Menambah SKU tanpa mempertimbangkan ruang penyimpanan hanya akan membebani operasional. Cek dulu kemampuan gudang:
- Apakah ruang memadai?
- Benarkah SKU baru ini butuh perlakuan khusus?
- Apakah distribusinya lebih rumit?
Semakin banyak SKU, semakin besar biaya penyimpanan dan distribusi yang harus kamu tanggung.
7. Pakai Sistem Inventory Otomatis Biar Tidak Pusing
Kalau kamu masih pakai catatan manual untuk mencatat SKU, banyak risikonya. Mulai dari pencatatan keliru hingga waktu yang lebih lama. Kamu bisa pakai sistem manajemen stok otomatis untuk mengurangi risiko tersebut. Dari sistem ini, kamu bisa:
- Melihat performa produk real-time
- Dapat peringatan stok menipis
- Melacak produk mana yang jarang bergerak
- Membuat laporan otomatis
- Mengambil keputusan lebih cepat
8. Review SKU Secara Berkala (Setidaknya Sebulan Sekali)
Dunia bisnis bergerak cepat. SKU yang bagus bulan ini belum tentu bagus bulan depan. Inilah kenapa kamu perlu evaluasi rutin, karena:
- Menyaring produk yang sudah tidak relevan
- Menambah varian baru yang lagi tren
- Mengatur ulang strategi penjualan
Tidak sekadar mencatat kode produk, memilih SKU juga memastikan setiap produk punya peran dalam pertumbuhan bisnis. Agar pengelolaan stok dan SKU lebih mudah, kamu bisa pakai aplikasi Folio POS.
Fiturnya tidak hanya itu, tapi juga mencatat penjualan hingga mengelola promosi.Mau bisnis ritel, grosir, toko, atau jasa seperti carwash, salon, spa, barbershop, hingga bengkel, operasional bisnismu akan terkelola dengan baik menggunakan Folio POS. Yuk,
daftar dan coba fiturnya, gratis!