Jujur saja, mengelola stok barang itu sering menjadi urusan yang bikin pusing kepala. Apalagi kalau bisnis berurusan dengan harga barang yang "hobi" naik-turun alias fluktuatif. Salah hitung sedikit saja, laporan keuangan bisa berantakan, profit pun bisa menguap entah ke mana. Nah, biar bisnis bebas drama salah catat, ada satu metode yang bisa jadi penyelamat: Metode LIFO.
Metode LIFO (Last In, First Out) sangat relevan buat bisnis yang sering menghadapi perubahan harga pasar yang cepat. Prinsipnya sederhana: barang yang terakhir masuk ke gudang, itulah yang harus pertama kali "cabut" alias dijual.
Kenapa ini penting? Karena dengan LIFO, kamu menggunakan harga modal terbaru untuk menghitung biaya penjualan. Hasilnya? Laporan keuangan jadi lebih update dan sesuai dengan kondisi pasar saat ini.
Apa Sih Sebenarnya Metode LIFO Itu?
Kalau diartikan secara simpel, LIFO itu ibarat tumpukan buku. Buku yang paling baru kamu taruh di posisi paling atas adalah buku yang akan kamu ambil duluan saat ingin membaca, bukan?
Dalam bisnis, pendekatan ini berarti biaya penjualan dihitung berdasarkan harga barang paling baru yang kamu beli. Contohnya begini: kalau harga bahan baku naik tiap bulan, maka barang yang kamu jual hari ini akan dihitung pakai harga terbaru yang lebih tinggi tadi.
Metode ini jadi favorit buat pemilik bisnis di sektor ritel atau bahan baku yang harganya bergerak sangat cepat. Jadi, laporan keuangan tidak bakal "ketinggalan zaman".
LIFO vs FIFO: Mana yang Paling Cocok Buat Bisnismu?
Sebelum memutuskan metode mana yang akan dipilih, kamu perlu memahami perbedaan dasar antara metode LIFO dan FIFO. Berikut beberapa aspek krusial yang tidak boleh kamu abaikan:
1. Prinsip Pengeluaran Barang
Pada metode LIFO, barang yang paling baru masuk akan dikeluarkan terlebih dahulu, sehingga harga terbaru digunakan untuk menghitung biaya penjualan. Sebaliknya, FIFO mengutamakan barang yang lebih lama untuk dijual duluan, sehingga biaya penjualan dihitung berdasarkan harga pembelian pertama atau stok lama.
2. Dampak pada Biaya Persediaan (HPP)
Menggunakan LIFO biasanya membuat biaya persediaan atau Harga Pokok Penjualan (HPP) menjadi lebih tinggi karena mengikuti harga pasar terbaru yang cenderung naik. Sementara itu, FIFO menghasilkan HPP yang lebih rendah karena menggunakan harga lama yang biasanya masih lebih murah.
3. Pengaruh pada Laba Bersih dan Pajak
Ini poin yang paling disukai pemilik bisnis: dengan LIFO, laba bersih akan terlihat lebih rendah di laporan keuangan karena HPP yang tinggi. Dampak positifnya? Pajak penghasilan bisnis pun jadi lebih kecil. Sebaliknya, FIFO menampilkan laba yang lebih tinggi, namun otomatis pajak yang harus dibayar juga membengkak.
4. Nilai Persediaan Akhir di Laporan Keuangan
Dalam metode LIFO, nilai persediaan akhir di gudang bisa terlihat lebih rendah karena barang yang tersisa adalah stok lama dengan harga lama. Namun jika menggunakan FIFO, nilai persediaan akhir akan jauh lebih mendekati harga pasar terbaru karena barang lama sudah terjual lebih dulu.
Gimana Mencatat LIFO Tanpa Ribet?
Kalau kamu mantap pilih metode LIFO, konsistensi adalah kunci. Berikut cara mainnya biar pencatatan tidak berantakan:
- Catat Pembelian Secara Detail: Setiap kali ada barang masuk, catat jumlahnya, harganya, sampai tanggalnya seakurat mungkin. Ingat, harga terbaru inilah yang bakal jadi "bintang utama" saat jualan nanti.
- HPP Ikut Harga Terkini: Saat ada penjualan, langsung gunakan harga beli terakhir untuk menghitung HPP. Ini krusial banget buat menjaga margin tetap aman saat inflasi.
- Cek Stok Akhir: Karena barang terbaru selalu keluar duluan, otomatis barang yang tersisa di gudang adalah stok-stok lama. Jangan kaget kalau nilai aset di gudang Anda terlihat lebih rendah dari harga pasar sekarang.
- Laporan yang Realistis: Dengan LIFO, laporan keuangan Anda bakal jauh lebih jujur menggambarkan biaya operasional yang sesungguhnya Anda keluarkan di kondisi pasar saat ini.
Kelebihan dan Kekurangan Metode LIFO
Namanya juga strategi bisnis, pasti ada untung-ruginya. Ini yang bisa kamu pelajari saat menerapkan metode LIFO untuk stok di gudang:
Kelebihan:
- Penghematan Pajak: Laba yang terlihat lebih rendah sangat menguntungkan untuk efisiensi pajak bisnis.
- Gambaran Biaya Realistis: Menggunakan harga terbaru membuat biaya penjualan lebih mencerminkan kondisi pasar yang sebenarnya.
Kekurangan:
- Nilai Persediaan Rendah: Nilai aset di gudang bisa tampak lebih rendah dari harga pasar karena stok lama yang menumpuk.
- Performa Keuangan: Laba yang terlihat kecil bisa membuat perusahaan seolah-olah kurang menguntungkan bagi pihak eksternal, meski operasionalnya sangat sehat.
LIFO adalah pilihan cerdas kalau kamu berbisnis di industri yang harganya fluktuatif. Dengan strategi ini, biaya penjualan bakal selalu sinkron dengan kondisi pasar terkini. Namun, pastikan kamu menggunakan sistem yang tepat agar pencatatan transaksi bisa dilakukan dengan efisien dan tanpa kesalahan.
Urusan operasional bisnis, percayakan pada Folio! Aplikasi kasir digital ini punya banyak fitur unggulan yang memastikan bisnis lancar, aman, dan cuan. Buat bisnis ritel sampai jasa, semuanya bisa. Yuk,
coba gratis!